Riasan dengan memakai suntiang
Di minangkabau pada umumnya pengantin perempuannya menggunakan suntiang. Suntiang adalah hiasan kepala pengantin perempuan di Minangkabau atau Sumatra Barat. Hiasan yang besar warna keemasan atau keperakan yang khas itu, membuat pesta pernikahan budaya Minangkabau berbeda dari budaya lain di Indonesia. Perempuan minangkabau mesti bangga dengan budaya minangkabau, terutama soal pakaian pengantin. secara turun temurun, busana pengantin Minangkabau sangat khas, terutama untuk perempuannya, yaitu selain baju adat-nya baju kurung panjang dan sarung balapak, tak ketinggalan suntiang.
Dahulu, berat sunting mencapai beberapa kilogram sebab terbuat dari alumunium dan besi-besi, ada yang terbuat dari emas, dan harus ditancapkan satu persatu pada rambut mempelai wanita. Memakai suntiang kerapkali juga salah satu yang ditakutkan calon pengantin perempuan Minang. Suntiang yang beratnya bisa mencapai 3,5-5 kg (Jadi hampir sama dengan berat laptop model lama atau berat topi baja militer) dan mesti dikenakan di kepala selama pesta berlangsung umumnya sehari-semalam, membuat si calon pengantin perempuan yang disebut ‘anak daro’ was-was dan cemas akan tidak sanggup menjalankannya. Bayangkan kalau dipakai selama satu dua jam. wah, bisa berkeringat dan bikin anak daro meringis. Namun semakin modernnya fashion, suntingpun ikut terkena imbasnya, tapi tetap berkiblat pada budaya Minangkabau. Bahkan sekarang sunting tersedia yang tak berat dan nyaris seperti menggunakan bando biasa saja, sehingga anak daro lebih santai dan bergerak leluasa tanpa keluhan sakit kepala slengkapnya ada di:. http://mudahmenikah.wordpress.com/2010/06/22/suntiang-gadang/
Baju pengantin wanita tidak lengkap tanpa kehadiran kain songket dan Suntiang sebagai aksesorisnya. Kain songket sebagai kain khas dari Minangkabau ini dengan hiasan tenunan dari benang emas digunakan sebagai penutup bagian bawah tubuh. Selain kain songket, untuk gaya pesisir Padang/ Pariaman digunakan juga selendang Tokah sepanjang tiga meter yang dipakai menyilang di dada dan kedua ujungnya berumbai-rumbai jatuh ke punggung.
Perhiasan yang dikenakan di leher pengantin wanita adalah Kalung Cakiak, Kalung Rago-rago, dan Kalung Gadang. Di tangan, dihiasi dengan gelang Gadang, Gelang Manangah dan gelang Rago-rago. Sepasang cincin menghiasi jari manis.
http://www.weddingku.com/traditional/costume.asp?cat=4&id=2 Koto gadang:
Keindahan busana marapulai dan anak daro beserta atribut yang melengkapi kedua mempelai minang tidak perlu diragukan lagi. Taburan aura keemasan menyelimuti keseluruhan penampilan mempelai dengan sulaman emas pada baju kedua pengantin dan kain songket bertabur emas yang berornamen khas.
Pakaian pengantin berwarna hitam yang dilengkapi tanduk belenggek merupakan pakaian khas bundo kanduang yang menunjukan derajat kebangsawanan suatu keluarga.
http://buchyar.pelaminanminang.com/
pengantin wanita Koto Gadang memakai baju kurung Batabue yang terbuat dari bahan beludru. Baju kurung Batabue merupakan baju kurung berhiaskan bunga-bunga kecil yang terbuat dari lempengan-lempengan kecil berwarna emas dan dijahitkan di sekitar baju. Motif lempengan bermacam-macam. Ada yang berbentuk bunga, kupu-kupu, wajik atau motif lainnya.
Warna yang biasa dipakai untuk pengantin Koto Gadang yaitu hitam, merah dan oranye. Warna-warna tersebut merupakan warna khas busana tradisional Sumatera Barat. Dalam penentuan warna busana pengantin Koto Gadang, tingkat kebangsawanan pemakainya menjadi penentu utama. Dahulu, warna hitam hanya diperuntukkan bagi kaum bangsawan.
Baju pengantin wanita tidak lengkap tanpa kehadiran kain songket. Kain songket sebagai kain khas dari Minangkabau ini dengan hiasan tenunan dari benang emas digunakan sebagai penutup bagian bawah tubuh. Keindahan dan kecantikan pengantin Minangkabau gaya Koto Gadang semakin lengkap dengan kehadiran perhiasan yang gemerlap. Di leher, pengantin wanita mengenakan kalung bersusun seperti Kalung Cakiak, Kalung Rago-rago, dan Kalung Gadang. Di tangan, dihiasi dengan gelang bersusun seperti Gelang Gadang, Gelang Manangah dan gelang Rago-rago.
Perhiasan yang dikenakan di leher pengantin wanita adalah Kalung Cakiak, Kalung Rago-rago, dan Kalung Gadang. Di tangan, dihiasi dengan gelang Gadang, Gelang Manangah dan gelang Rago-rago. Sepasang cincin menghiasi jari manis.
http://www.weddingku.com/traditional/costume.asp?cat=4&id=2
Tidak ada komentar:
Posting Komentar